Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan
atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam
hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
melakukan serangkaian kegiatan belajar. (Uzer Usman, 2008)
Pada dasarnya, motivasi ada dua jenis,
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul
dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi
atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh
dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaaan dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau
belajar. (Santrock, 2006)
Pelajaran fisika merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA di Indonesia.
Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam
secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap
ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa akan dikenalkan dengan materi, konsep,
asas, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk
melakukan eksperimen di dalam laboratorium atau di luar laboratorium sebagai
salah satu upaya untuk memahami berbagai pokok bahasan dalam fisika. Hal yang
juga dikembangkan selama berlangsungnya proses belajar mengajar fisika adalah
sikap ilmiah seperti jujur, obyektif, kritis, dan sebagainya. (Irawati, 2011)
Selama ini, minat siswa dalam mengikuti
pelajaran fisika di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya. Siswa
berpendapat bahwa pelajaran fisika sulit karena mereka banyak menemukan
persamaan matematik sehingga ia diidentikkan dengan angka dan rumus. Kebanyakan
siswa merasa sulit memahami konsep dan prinsip fisika. Hal ini berdampak pada
rendahnya minat siswa untuk belajar fisika. Masalah ini merupakan salah satu
masalah klasik yang sering dijumpai oleh para guru fisika di sekolah.
Ketidaksukaan pada pelajaran fisika, dapat
berdampak pula pada sikap siswa terhadap guru fisikanya. Tidak sedikit guru
fisika yang kurang disukai oleh siswanya karena kegagalan siswa dalam belajar
fisika. Nilai fisika yang buruk menempatkan guru sebagai penyebab kegagalan di
mata siswa dan orang tua. Sikap siswa akan sangat berbeda pada guru kesenian
atau olah raga misalnya, pelajaran yang menjadi favorit bagi kebanyakan siswa.
Motivasi belajar siswa yang rendah
menyebabkan mereka tidak optimal dalam belajar di kelas. Oleh karena itu, peran
guru fisika sebagai motivator dalam belajar mengajar di kelas perlu dilakukan
dan dioptimalkan. Materi fisika yang memerlukan analisis dan pemahaman, akan
membutuhkan motivasi belajar yang kuat dan berkelanjutan. Faktor-faktor
penyebab rendahnya motivasi dan berbagai cara yang dapat diterapkan di kelas
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa perlu dianalisa.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa. Pertama,
metode mengajar guru yang
monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kedua, tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas (tidak
disampaikan kepada siswa). Ketiga, tidak adanya
relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa. Yang
keempat adalah latar belakang ekonomi dan sosial budaya siswa. Kelima, kemajuan
teknologi dan informasi. Keenam, siswa merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti fisika.
Dan yang terakhir yaitu masalah pribadi
siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya. (Astuti,
2009)
Sebagai guru, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran fisika. Guru
harus menciptakan iklim belajar yang terbuka dan positif dengan menitikberatkan
pada kebutuhan siswa saat ini. Membuat siswa aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran fisika dengan kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya bersama siswa menganalisis apa yang membuat kelas menjadi lebih
atau kurang termotivasi. Dalam perencanaan pembelajaran, guru harus merancang
tindakan pengajaran dan merumuskan RPP yang variatif (sesuai dengan pokok
bahasan) agar dapat memotivasi siswa. Ketika pelaksanaan pembelajaran guru menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Memberikan penekanan pada pemahaman dan pembelajaran
dibandingkan nilai. Melakukan evaluasi
dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat
tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya. Kemudian memberikan penghargaan atas
keberhasilan siswa untuk menumbuhkan motivasi instrinsik. (Sutikno, 2010)
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa secara umum motivasi instrinsik memiliki dampak lebih kuat
daripada motivasi ekstrinsik. Guru perlu menggunakan berbagai cara dalam
meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk belajar fisika melalui berbagai
pendekatan yang sesuai pokok bahasan dengan memperhatikan perkembangan siswa.
Beragamnya kepribadian siswa serta banyaknya materi yang perlu disampaikan pada
pelajaran fisika mengharuskan guru untuk mencari berbagai metode, strategi dan
pendekatan yang sesuai dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru yang
profesional tidak hanya berfungsi sebagi penyampai materi pelajaran tetapi juga
yang dapat menjadi motivator bagi siswa dalam proses belajar mengajar.
Pemahaman terhadap berbagai pendekatan motivasi belajar dapat membantu guru
dalam memotivasi siswa dan memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar di
kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar